Perbedaan Antara Listrik Prabayar dan Pascabayar
Masyarakat Indonesia kini sudah dibebaskan dalam memilih jenis penggunaan listrik baik prabayar atau pascabayar atau yang biasa dikenal sebagai listrik token atau meteran. Namun, kebanyakan yang terlihat di kehidupan masyarakat adalah bahwa hampir setiap rumah baru menggunakan token. Jadi, bayar tagihan listrik menggunakan token, dan kini mengisi token bisa secara online melalui aplikasi SimobiPlus dari Bank Sinarmas. Pertanyaannya, manakah yang lebih hemat dan murah?.
Sebelum beranjak lebih jauh akan lebih baik kalau ketahui dahulu perbedaan antara listrik prabayar dan pascabayar berikut ini.
Listrik Prabayar
Apabila kamu adalah pelanggan setia PLN yang menggunakan sistem bayar tagihan listrik menggunakan token tentu sudah mengetahui hal ini dengan jelas. Dalam menggunakan sistem listrik prabayar transaksi yang digunakan sangat mirip dengan pengisian pulsa pada nomor handphone. Jadi, kalau mau listrik di rumah menyala kamu harus beli voucher listrik dan mengisinya ke token listrik. Penggunaan listriknya pun sesuai dengan nilai yang dibeli.
Kemudian apabila suatu hari voucher listrik mencapai batasnya atau habis maka kamu harus membelinya lagi dan kamu dapat membelinya dengan mudah karena sudah banyak tempat atau platform yang melayani pembelian voucher token listrik.
Listrik Pascabayar
Selanjutnya listrik pascabayar yang masih digunakan oleh banyak rumah, terutama rumah-rumah yang sudah lama dibangun. sistem pembayaran yang diterapkan pada jenis listrik yang satu ini sebenarnya agak berbeda karena kamu dapat menggunakan listrik sepuasnya baru setelah itu kamu dapat membayarnya sesuai dengan penggunaan listrik di tempat kamu tinggal. Dan, kamu juga dapat melakukan pembayaran listrik di berbagai tempat yang melayani pembayaran tagihan listrik pascabayar.
Bagaimana soal keuntungan atau kerugian diantara keduanya?
Pada masyarakat umum banyak yang memiliki pandangan tertentu dalam penggunaan diantara keduanya. Ada sebagian yang lebih pro kepada listrik prabayar karena dapat menyesuaikan biaya anggaran bulanan. Sedangkan listrik pengguna listrik pascabayar berpendapat bahwa tidak perlu khawatir sewaktu-waktu listrik mati karena voucher habis.
Namun, mengenai untung-rugi, hemat atau tidaknya tergantung pada penggunaannya. Apabila di rumah banyak menggunakan barang elektronik pada saat bersamaan atau pun berkala dalam skala besar tentu biaya yang terakumulasi akan sangat besar juga, bukan? Jadi, semua bergantung pada bagaimana kamu menggunakannya.
Jadi lebih hemat mana antara listrik token dan meteran?
Banyak orang yang mengira bahwa tarif yang dikenakan antara listrik token dan meteran berbeda. Pada dasarnya perbedaan yang ada hanyalah pada sistem pembayarannya saja, sedangkan untuk tarif, potongan, atau pun biaya administrasi jelas sama. Misalnya, pelanggan listrik prabayar golongan R1 900 VA dikenakan tarif sebesar Rp1.325/KWH (Kilowatt Hour). Maka biaya yang dikenakan pada pengguna listrik pascabayar pada golongan yang sama juga memiliki tarif yang sama persis yaitu sebesar Rp1.325/KWH.
Biaya administrasi dan PPJ (Pajak Penerangan Jalan) tentu juga akan dikenakan baik dalam melakukan pembayaran voucher listrik atau pun membayar tagihan akhir bulan.
Setelah pembahasan panjang mengenai perbedaan antara listrik dengan sistem bayar tagihan listrik prabayar atau pascabayar, tentunya kamu harus sudah bisa bijak dalam menggunakan listrik seperti misalnya hemat dalam menggunakan listrik mulai dari mematikan lampu ketika sudah datang siang, mematikan televisi apabila tidak ditonton, dan lain sebagainya.
Dengan melakukan penghematan listrik, selain berdampak pada hal finansial juga berdampak pada lingkungan yang tidak boros energi. Jadi, jenis listrik apapun yang kamu gunakan tetaplah bijaksana dalam menggunakanya.
No comments: